yang kau sebut patah hati adalah kita yang pernah saling menyakiti
mencintaimu seperti
menangis dipelukan dewasa,
entah aku yang masih
seperti anak-anak
berlari, bermain
meninggalkan taman bermain
lalu, melupakan diriku
untuk yang bukan kita
yang kau namakan kecewa
adalah dulu, ketika aku belum
menyadari matahari
terbit di senja, salah satu matamu. terbit
di mata yang lain,
dengan luapan air yang entah menghapus kenangan siapa.
sebelumnya, tak memilih
tenggelam di relung hati yang paling dalam.
apa yang aku sebut
indah ialah aku dan kekecewaanmu yang saling menamakan diri,
tanpa
perkenalan—ataupun perpisahan, seperti pertemuan kita.
yang kau pahami tentang
kesedihan adalah menahan kedua sungai,
dengan keyakinan yang
tidak pernah dimungkinkan oleh siapa pun,
termasuk kepergiaan,
kerinduan dan kenangan.
kau dan sepotong aku
yang buka dulu.
2016