;
Z
Ingatan-ingatan
rawan, terjagalah namamu di punggung awan yang tak kulihat nama serta wajahmu lagi,
sedang merekah membentuk jalan setapak menuju rumah (sarang-sarang para burung dan kita sepasang kekasih yang murung) ingatan-ingatan
jatuh, menimpa kepala-kepala gersang, langit menimpa awan seperti membiarkanmu
pergi dengan sayap (burung-burung gereja
dan kita tak urung mengeja) agama dan senggama berubah sepasang kaki tangan
pemerintah menghujani kita dengan dogma bahwa perbedaan Tuhan adalah jalan
kecil menuju perdamaian dengan darah dan air bah. Aku mencintaimu, dan kau
memintaiku untuk bukan lagi sekadar setia; seperti kau yang tetap pergi apapun
batasannya—seringlupa bahwa membatasi aku hanya ingkar yang kita rawat dengan
sungguh-sungguh. Selamat natal katamu? Aku
mendengarnya, dan ayah menembakiku dengan peluru yang menghujam namamu, di
jantungku—mencipta hujan di langit-langit mataku. Kau mati sebagai
ingatan-ingatan melebihi Tuhan, melampaui surga dari pemerintah dan malaikat
dengan rautnya menemuiku tanpa sayap pemberianmu.
(2016)
Anak
Natal
Ibu melarangku berteman dengan salib,
Ia takut sebab ayah pernah raib.
Bersama Maria, ayah seperti bahagia
Bersama ayah, Ibu setia.
Aku anak nakal hasil ciptaan mereka,
aku ingin natal bersama Maria.
(2016)